THE LOW ESTABLISHMENT OF THE PPAT WORKING HONORARIUM ON THE TRANSFER OF LAND RIGHTS IN JAYAPURA CITY FROM A SHARIA ECONOMIC PERSPECTIVE

MUHAMAD ZAINAL ABIDIN* -  IAIN Fattahul Muluk Papua, Indonesia
MUHAMMAD ABDUL AZIZ -  IAIN Fattahul Muluk Papua, Indonesia

DOI : 10.30863/iebjournal.v4i2.3758

There are 24 Land Deed Officials (PPAT) in the city of Jayapura. In the Government Regulation of the Republic of Indonesia number 24 of 2016 regarding Land Deed Making Officials (PPAT), in article 32 paragraph 1 regarding honoraria, rules have been set regarding honoraria for PPAT officials, but in reality there are many land deed making officials who handle the transfer of land rights under 1% of the regulations of the government of the republic of Indonesia. The purpose of this research is to find out the factors that influence differences in the awarding of honoraria for land deed officials (PPAT) in Jayapura City. In addition, from the standpoint of Sharia economic law, solutions to the low application of honoraria are sought. The research method uses descriptive qualitative research with a normative juridical approach. The results of the study show that the factors that influence differences in the awarding of PPAT work honoraria in Jayapura City are the low relationships between PPATs. There is a perception of freedom to grant honoraria that do not exceed 1%, and there is no stipulation for honoraria below 1%.
Keywords
Honorarium; PPAT; Sharia Economics.
  1. Ahmad, N. A. (2020). Kepastian Hukum Islam Terkait Honorarium PPAT Atas Jasa Pembuatan APHT. JUS Kajian Hukum dan Keadilan, 08(03).
  2. Andri, C. (2011). Peran Notaris Dalam Membantu Menyelesaikan Masalah Waris Melalui Pembuatan Keterangan Waris. In Universitas Indonesia. Universitas Indonesia.
  3. Departemen Agama RI. (2011). Al Hidayah al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka, Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. Yayasan Penyelenggara/Penafsir Al-Qur’an.
  4. Fauzan. (2009). Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. : PT. Karisma Putra Utama.
  5. Ghazaly, A. R. (2010). Fiqh Muamalat. Prenadamedia Group.
  6. Gusti, M. D. P. (2019). Pembayaran Honorarium Saksi Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah di ppat Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Fatwa Hukum Faculty Of Law Universitas Tanjungpura, 02(03), 01.
  7. Hamdani, L. dan. (2006). Manajemen Pemasaran jasa (02 ed.). Penerbit Salemba Empat.
  8. Kadir, M. A. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. PT. Citra Aditya Bakti.
  9. Khazanah. (2022). Hukum Mubah dalam Pandangan Gus Baha. https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-203109429/hukum-mubah-dalam-pandangan-gus-baha-ketika-tidur menjadi-penghindar-dari-maksiat,
  10. Leo, A. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Alfabeta.
  11. Marzuki, P. M. (2011). Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group.
  12. Presiden Republik Indonesia. (2016). Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 24 Tahun 2016, Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. kementerian sekretariat NegaraTahun.
  13. Purwaning, R. S. (2018). Penerapan Honorarium PPAT Sebagai upaya untuk Penyetaraan Pelayanan Studi Kasus Di Kota Malang. jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan.
  14. Rahman, A. (1995). Economic Doktrines of Islam. PT Dana Bhakti Wakaf.
  15. Robert, B. (2007). Pengantar Komprehensif untuk Memahami Hegemoni. Jalasutra.
  16. Soerjono, S. dan S. M. (2004). Penelitian Hukum Normatif (08 ed.). PT. Raja Grafindo Persada.
  17. Sukisno, F. M. dan D. (2017). Penentuan Honorarium Pembuatan Akta Peralihan Hak Atas Tanah Karena Jual Beli Dan Pembebanan Hak Atas Tanah Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Di Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Full Text:
Article Info
Submitted: 2022-12-29
Published: 2022-12-29
Section: Articles
Article Statistics: 161 173
In Vol 4, No 2 (2022)