PERAN MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
DOI : 10.30863/aqym.v7i1.6634
Lombok Barat mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat tinggi. Berbagai suku, agama, dan budaya hidup berdampingan di Lombok Barat. Salah satu bentuk kebudayaan yang terus dilestarikan oleh masyarakat Lombok Barat adalah ritual Perang Topat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai budaya ritual Perang Topat sebagai sumber pembelajaran IPS di sekolah dasar. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian kualitatif dengan pendekatan etnometodologi. Pendekatan etnometodologi digunakan untuk menggali, menjelaskan, memahami dan mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam ritual Perang Topat. Tahapan dalam penelitian ini meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data melalui observasi dan studi pustaka. Analisis data menggunakan model analisis tema Spradley. Analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan analisisnya adalah analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam ritual Perang Topat? Apakah nilai budaya ritual Perang Topat relevan dengan KI/KD atau tema pembelajaran IPS di SD? Apa saja topik pembelajaran yang relevan dengan nilai budaya ritual Perang Topat? Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya yang terkandung dalam ritual Perang Topat antara lain: nilai kompromi, nilai agama, nilai sejarah, nilai kebersamaan dan kesetaraan, nilai gotong royong, nilai musyawarah dan kekeluargaan, serta nilai toleransi. Nilai-nilai budaya dalam ritual ini relevan dengan topik pembelajaran IPS di kelas IV dan VI. Topik pembelajaran yang relevan dengan nilai budaya ritual Perang Topat antara lain tema 1 “indahnya kebersamaan”, tema 7 “indahnya keberagaman di negeriku” dan tema 8 “daerah tempat tinggalku” di kelas IV dan tema 2 “Bhinneka Tunggal Ika” di kelas VI
- Acim, S.A., & Yaqinah, S.N. (2019). Nilai Kearifan Lokal dalam Implementasi Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Perang Topat di Lingsar Lombok Barat. Lentera, 3(2), 95–116.
- Bahri, S. (2018). Studi Banding Cerita Rakyat Sasak dan Samawa: Pemahaman Masyarakat Sasakan dan Samawa. MABASAN, 12(2), 167–184.
- Bakker SJ, JWM (1984). Filsafat Kebudayaan: Suatu Pengantar. Kanisius. Gunawan, R. (2016). Pendidikan Sains: Filsafat, Konsep dan Penerapan (Edisi ke-3rd). Abjad.
- Hanif, M. (2016). SENI DONGKREK (KAJIHAN NILAI BUDAYA DAN POTENSINYA
- SEBAGAI SUMBER PENDIDIKAN KARAKTER).Gulaventah:Journal ofsocial Studies,1(2),132–141.Https://Doi.Org/10.25273/Gulaventah.V1i2.1036
- Jayadi, S., Demartono, A., & Kartono, DT (2017). Interaksi Sosial Umat Hindu dan Islam dalam Upacara Keagamaan dan Tradisi Perang Topath di Lombok. Jurnal Sosiologi, 6(2), 54–63.
- Kusumawati, H. (2017). Indahnya keberagaman di negeriku (M. Khairiyah, Rahmat, A.R. Wulan, P. Rahmawaty, B. Prihadi, W. Pekerti, & Suharji. (Eds.); 4th Ed.). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Larasati, D. (2019). Dampak pengembangan Rambang Parkngawi terhadap kehidupan perekonomian masyarakat dan potensinya sebagai sumber bahan pembelajaran. Gulawentah: Jurnal Ilmu Sosial, 4(1), 13. https://Doi.Org/10.25273/Gulawentah.V4i1.4864
- Marjan, & Hariati, S. (2018). Tradisi Perang Topat Sebagai Akulturasi Agama dan Budaya (Masyarakat Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat). Jatiswara, 33(1), 1–8.Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.29303/Jatiswara.V33i1.157
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 534 (2018).
- Mintosih, S., Lestarining, AD, & Herliswani. (1999). Kajian Nilai Budaya Naskah Babadlombok jilid 1. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
- Moleong, LJ (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi ke-26). Remaja Rosdakarya. Paramita, EP, & Suadnya, IW (2018). Analisis kritis terhadap penyebab konflik dalam kelompok
- Masyarakat kota Mataram dilihat dari sudut pandang komunikasi. Media ilmiah, 12(9), 331–336.
- Prastowo, Andi. (2015). Panduan Kreatif Menciptakan Bahan Ajar yang Inovatif Menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Divapres.
- Rosyadi, Mintosih, S., & Soeloso. (1995). Nilai Budaya dalam Naskah Kaba Anggun Nantunggas imagekjabang episode : Kebalainankodobaha. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
- Ruslan, S. (2019). Rekonstruksi rumah Majapahit di desa Bejijong sebagai sarana pendidikan IPS. Gulawentah: Jurnal Ilmu Sosial, 4(1), 56.
- https://Doi.Org/10.25273/Gulaventah.V4i1.5033
- Sapriya. (2017). Pendidikan sains: Konsep dan pembelajaran (edisi ke-8). Pt juvenilerosdakarya.
- Sarpin, & Pramunarti, A. (2017). Upaya masyarakat melestarikan Tradisi Perang Topat sebagai simbol persaudaraan umat Islam dan Hindu di desa kecamatan Lingsar.
Copyright (c) 2024 Nadia Priska
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Article Info
Submitted: 2024-06-11
Published: 2024-06-26
Section: Articles