PEMINDAHAN MAKAM SEBAB PERBEDAAN PANDANGAN POLITIK
DOI : 10.35673/al-bayyinah.v3i2.468
Abstract
Basically, dismantling the unlawful grave as long as the bones of the corpse allegedly still in it. But there are some views of the scholars who allow the dismantling of graves if they meet the Shariah law'. It is forbidden to move a corpse without any element of benefit, both for the corpse itself and for the living, otherwise it is permissible to move the corpse if there is an element of benefit, both for the corpse and for the living. Demolition and removal of graves cannot be justified because of differences in political views between landowners or endowments and grave experts because it is not an emergency reason that requires demolition and removal of graves. The context of an emergency that allows the dismantling and removal of graves is condemning human benefit that can not be avoided.
Keywords: Graveyard Transfer, Political Views.
Abstrak
Pada dasarnya, membongkar kuburan haram hukumnya selama tulang mayatnya diduga masih ada di dalamnya. Namun ada beberapa pandangan para ulama yang membolehkan dilakukannya pembongkaran kuburan jika memenuhi hukum Syara’. Haram hukumnya memindahkan mayat tanpa ada unsur kemaslahatan, baik untuk mayat itu sendiri maupun orang hidup sebaliknya dibolehkan memindahkan mayat bila terdapat unsur maslahat, baik bagi mayat maupun bagi orang hidup. Pembongkaran dan pemindahan makam tidak bisa dibenarkan hanya karena alasan perbedaan pandangan politik antara pemilik tanah atau pewakaf dan ahli kubur karena bukan alasan darurat yang mengharuskan pembongkaran dan pemindahan makam. Konteks darurat yang membolehkan pembongkaran dan pemindahan makam adalah mengecam kemaslahatan manusia yang tidak bisa dihindari.
Kata Kunci: Pemindahan Makam, Pandangan Politik.- Bani, M. Nashiruddin al-,Menyelenggarakan Jenazah: Antara Sunnah dan Bid’ah, Pent. S. Ziyad Abbas, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1991.
- Bashri, Abi al-Hasan Ali Ibn Muhammad ibn Habib al-Mawardi al-, aal-Hawi al-Kabir, J. 3, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1994.
- Dahlan, Abdul Aziz (et.al), Eksiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1997.
- Jardani, Muhammad Abdullah al-, Fath al-Alam bi Syar Mursyid al-Anam, j.3, Kairo Dar al-Salam, 1990.
- Jaziri, Abdul Rahman al-, Fiqh Empat Mazhab, Pent. Chatibul Umam dan Abu Hurairah, Jakarta: Darul Ulum Press, 1996.
- Mahyuddin, Masailul Fiqhiyyah, Jakarta: Kalam Mulia, 1998.
- al-Mawardi, Al-Hawi Al-Kabir lil Fiqhil Imamis Syafi‘i. Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1994 M-1414 H.
- Mughniyyah, Muhammad Jawad, Fiqh Lima Mazhab, j. 1, pent. Team Basrie Press, Jakarta: Basrie Press, 1991.
- Multhwi, Hasan Kamil al-, Fiqh al-‘Ibadat ‘ala Mazhab al-Imam Malik r.a., Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah, tt.
- Nawawi, Abi Zakariya Yahya ibn Syaraf al-, al-Majmu’ Syar al-Muhazzab, j. 5, Beirut: Dar al-Fikr, 1972.
- Raudhah al-Thalibin, j. 1, Beirut: Dar al-Kutub al’Ilmiyyah, tt.
- Qudamah, ibn, al-Mugni ‘ala Mukhtasar al-Khurafi, j. 2., Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tt.
- Ritonga, A. Rahman dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
- Rusyd, Ibn. Bidayah al-Mujtahid,j. 1., Beirut: Dar al-Fikr, tt.
- Shiddiqy, T.M. Hasbi ash-, Koleksi Hadis-hadis Hukum, j. 6, Jakarta: Yayasan T.M. Hasbi ash-Shiddiqy, 1994.
- Suyuthi, Jalaluddin al-, al-Asybah wa al-Nazhair fi al-Furu’, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1979.
- Syaukani, al- Nail al-Author, j. IV, Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi, tt.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.